Senin, 15 Juni 2020
Daun yang Gugur pun Sudah Ditetapkan
Dulu, saya punya sahabat bagaikan saudara. Apabila beberapa hari tidak bertemu atau tak berkasih kabar, satu dari kami akan menjumpai. Meski pertemuan kami hanya sekedar ngobrol biasa, tetapi sangat bermakna. Pun apabila satu dari kami sedang asik dengan urusan lain atau pertemanan lain, ada sesuatu yang terasa hilang.
Belum lama dia telah mendahului untuk pergi selama-lamanya ke alam baka. Persahabatan kami yang berlangsung puluhan tahun sudah tentu menyisakan kisah dan kenangan bersama. Baik itu kisah bahagia, sedih maupun kisah lucu dan menggelikan. Terlebih ketika mendatangi sebuah tempat, sedangkan tempat itu sering kami datangi walau sekedar untuk nongkrong, maka kenangan itu kembali muncul dengan cerita yang detil.
Manakala saat sendiri teringat hal itu, kadang saya hanya bisa tersenyum atau termenung, sambil bertanya dalam hati, " sedang apa ya sahabatku di sana (alam akherat)...? Atau bagaimana keadaannya di sana ya?" Berbagai pertanyaan terus muncul satu persatu, sampai pertanyaan itu mengarah kepada diriku sendiri. "Kalau dia (sahabatku) sudah berada di sana, suatu saat aku pun juga akan demikian. Mungkin nanti sahabatku juga akan berfikir sama seperti yang kupikirkan sekarang," gumamku.
Rotasi waktu terus berlanjut, dia akan menggeser tunas menjadi tua dan menggeser yang tua menjadi tiada. Perhatikan pohon yang sudah lapuk, kulitnya secara bergiliran terkelupas. Tadinya hanya sebutir biji, kemudian tumbuh dengan tunas yang segar dan hijau. Waktu telah mengubahnya menjadi pohon yang lebat dengan daun hijau. Satu persatu daun yang hijau menjadi kering hingga jatuh ke tanah. Sedangkan pohon yang penuh dengan cabang dan ranting semula kokoh, menjadi lapuk, bahkan keropos, hingga saatnya tiada tersisa.
Proses semua kejadian tak bisa dielakkan, Sang Maha Pencipta sudah menyusun cerita hidup setiap penciptaanNya dengan ketentuan yang detil dan tepat waktu. Bahkan jatuhnya selembar daun dari pohon pun sudah ditetapkan sejak pohon itu belum berbentuk biji, apalagi bertunas atau memiliki daun.
Sahabatku sudah menyelesaikan fase pertama, menjalani ketentuan di masa dalam rahim ibunya hingga kembali mengisi perut bumi. Kini dia tengah menjalani fase berikutnya, menjalani ketentuan di alam akherat. "Sahabatku.., semoga ketentuan yang kau terima di sana menghantarkan dirimu pada tempat yang paling mulia di sisiNya. Engkau sudah membuktikan, apapun yang berharga di dunia ini tak satu pun berarti di alam sana, kecuali ketaqwaan dan keimanan pada diri kita masing-masing. Sungguh menyedihkan bagi mereka yang kehilangan dunia dan isinya, kemudian tidak cemas menghadapi kehidupan berikutnya seperti yang kau jalani sekarang." (*)
Senin, 08 Juni 2020
Doa Habib Sholeh Tanggul Dikabulkan Seperti Kilat
Nama Habib Sholeh Tanggul bukan hanya terkenal di wilayah Tanggul, Jember Jawa Timur. Akan tetapi, waliyullah yang satu ini juga sudah sangat dikenal di seluruh Nusantara. Habib Sholeh Tanggul merupakan seorang waliyullah yang memiliki tingkat kewalian yang sangat tunggi hingga disebut sebagai wali quthb. Habib Sholeh Tanggul berasal dari Hadramaut, Yaman yang hijrah ke Indonesia di usia 26 tahun.
Habib Sholeh bin Muhsin al-Hamid atau lebih dikenal dengan Habib Sholeh Tanggul adalah tokoh ulama yang menghabiskan masa dakwahnya di Tanggul, Jember, Jawa Timur.
Adapun dzuriat Habib Sholeh Tanggul dari jalur ayah adalah Habib Sholeh bin Muhsin bin Ahmad bin Abubakar bin Abdullah bin Sholeh bin Abdullah bin Salim bin Umar bin Hamid bin asy-Syeikh Abibakar bin Salim bin Abdullah bin Abdurrahman bin Abdullah bin Abdurrahman Assegaf bin Muhammad Mauladdawilah bin Ali bin Alwi Al-Ghayur bin Muhammad al-Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasim bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad al-Muhajir bin Isa Ar-Rumiy bin Muhammad Annaqib bin Ali Al-Uraidhiy bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Hussein dari Fatimah az-Zahra Putri Rasulullah Saw.
Habib Sholeh Tanggul memiliki berbagai keistimewaan (karomah), salah satunya beliau bila berdoa seketika itupula Allah Swt mengijabah atau mengabulkan.
Baca Juga https://koranbanjar.net/habib-sholeh-tanggul-wali-quthb-asal-yaman-yang-hijrah-di-usia-26-tahun/
Sekitar tahun 2010, saya bersama keluarga sempat ziarah ke Makam Habib Sholeh Tanggul di Jember, Jawa Timur. Pada kesempatan itupula, kami berkesempatan silaturrahmi menjumpai putri beliau yang bernama Hababah Fatimah.
Sedikit riwayat Habib Sholeh Tanggul diceritakan. Konon Habib Sholeh Tanggul semasa hidup sangat gemar bersedekah. Tiada hari tanpa bersedekah.
Bahkan tidak jarang para pengemis yang sama datang berulang kali dalam satu hari ke rumah beliau untuk meminta sedekah. Namun beliau tidak pernah menolak dan selalu memberikan sedekah, mesti kepada pengemis yang itu-itu saja.
Atas kelaziman bersedekah itu, suatu ketika Habib Sholeh Tanggul mendapat keistimewaan (karomah) berjumpa Rasulullah Saw dalam satu mimpi.
Diceritakan pula, dalam mimpi tersebut Habib Sholeh Tanggul mendapat kesempatan untuk mengajukan permohonan kepada Allah Swt.
Konon dalam mimpi tersebut Rasulullah Saw menawarkan beberapa permintaan kepada Habib Sholeh Tanggul, mulai dari kekayaan hingga ilmu yang luas. Namun saat itu, beliau tidak meminta apa-apa, melainkan hanya memohon kepada Rasulullah Saw agar setiap doanya kepada Allah Swt mustajab (langsung dikabulkan).
Nah sejak itulah, setiap doa-doa yang dimunajatkan Habib Sholeh Tanggul langsung dikabulkan Allah Swt bagaikan secepat kilat. Dalam satu riwayat lain dikisahkan, satu ketika Habib Sholeh Tanggul pernah kedatangan tamu di rumahnya. Bersamaan itu tiba-tiba turun hujan sedemikian lebat. Setelah sekian lama bertamu, hujan tak kunjung reda, sehingga sang tamu tak bisa beranjak dari rumah Habib Sholeh Tanggul. Menyaksikan keinginan tamu yang bermaksud ingin segera pulang karena keperluan lain, Habib Sholeh Tanggul berdoa dan seketika itupula hujan yang sangat lebat tadi reda.(*)
Kuserahkan Jasadku Untuk yang Lain
Wahai Tuhanku.., aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa.
Hari-hariku penuh dosa dan lupa. Saat-saatku senantiasa lalai dan sia-sia. Sedangkan Engkau..tiap detik menyapa dan tiada pernah berdusta bahwa KAU ada.
Wahai Rabbku..., aku memohon dan menghiba. Jangan biarkan lupaku adalah lupaMU, namun peliharakanlah bahwa ingatku adalah ingatMU atau ingatMU tak berbeda dengan ingatku. KAU jadikan pandanganMU dalam mataku. KAU uraikan ucapanMU pada lidahku. Aku tak kuasa memandangMU dalam akal, tetapi aku juga tak mampu mengabaikanMU dalam sadar. Diriku jauh lebih rendah dari butiran debu yang berserakan. Jika kumpulan debu masih bisa mengubah warna yang putih menjadi abu-abu, sedangkan diriku tiada bersisa bila sudah terhapus usia.
Wahai Tuhanku yang Maha Kasih Sayang..
Cinta kasihMU tiada terbatas
AmpunanMU jauh lebih luas dari dosa-dosaku, bagaikan segenggam rumput di tengah lautan.
Kalbuku teramat mencintaiMU, tetapi jasadku kadang mengingkari rasa itu.
Pilihlah kalbuku hanya untukMU dan kekasihMU, kuserahkan jasadku untuk yang lain.(*)
Langganan:
Postingan (Atom)