"Innallaha wa malaikatahu yushollu na 'alannabi.., ya ayyuhalladzii na amanu shollu 'alaihi wasallimu tasliima... "
"Bahwasanya Allah dan para malaikat bersholawat kepada Nabi......
Allah tidak hanya memerintahkan, tetapi Allah juga telah mencontohkan agar bersholawat kepada Baginda Rasulullah Saw.
Bukankah sangat jelas, Tuhan Semesta Alam telah meninggikan derajat Baginda Nabi Muhammad Saw, dengan derajat yang sangat mulia. Bahkan di dalam Alquran, Allah berulangkali menyebut Nabi Baginda Rasul dengan sebutan-sebutan yang indah, berbeda dengan sebutan terhadap nabi-nabi lainnya. Dia Yang Maha Tinggi acapkali memanggil dengan bahasa kasih, Ya.. Habibi (Wahai KekasihKU).., Ya Muddatsir (Wahai Orang Berselimut) , Ya.. Mursalin (Wahai Pemimpin Rasul), tidak seperti Ya..Sulaiman, Ya...Nuh..., Ya..Adam..
Sungguh sangat elok, manakala dua kalimah syahadat disebut dengan "Asyhadualla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah... ", mengapa Allah tidak menjadikan dua kalimah syahadat dengan kalimah semisal "Asyhadu alla ilaha illallah.. wa asyahadu anna Adamarasulullah.. ?"
Allah telah berfirman, kemudian disampaikan Baginda Rasul hingga menjadi sebuah mashaf Alquran. Kemudian Baginda Rasul menjelaskan dalam bentuk untaian kalimat hingga menjadi rangkaian hadits, lalu berbuat apajuapun yang menjadi sunnah. Bahkan duduk dan berdiri Rasul adalah sunnah yang agung.
Sosok Baginda Rasul yang nyata, tak memiliki cela sedikitpun hingga wajahnya yang bercahaya tak dapat digambarkan dalam sebuah kanvas. Siapapun dia hanya bisa menengadah ke langit, membayangkan, lalu tersenyum sendiri, seolah-olah pernah menyaksikan keindahan wajah Baginda Rasul dalam pikiran. Atau tertunduk sendiri sambil menutup wajah dengan kedua telapak tangan, sambil menangis tersedu-sedu.
Tangisan rindu akan senantiasa menghiasi tengah malam yang sunyi. Bathinnya meronta-ronta, menghujam ke lubuk hati, seraya berbisik... "Wahai Nabiku..., aku sangat merindukanmu. Air mataku tak cukup untuk menghapus kerinduan ini. Biarkan rinduku terus bersemi hingga usiaku pergi dimakan waktu."
Saudaraku... aku tidak akan melihat dirimu sebagaimana manusia lainnya yang hanya terdiri dari sekumpulan daging dan tulang yang berdiri. Kalian telah mengandung "kesucian" yang tidak dipahami sebagian besar manusia lainnya.
Tuhanku telah mewujudkan Baginda Rasul dengan segala kesucian. Di situ tampak sifat pemurah, keelokan, kemuliaan yang tidak bisa dibanding. Dia mampu memberi syafaat kepada makhluk lain dengan penuh keleluasaan. Karena dia mazhar Tuhanku Yang Maha Esa. Wallahu 'alam bishawab. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar