Ilustrasi
Bersangka baik dengan orang-orang yang terlihat baik tentu tidaklah sulit. Tapi bagaimana jika bersangka baik terhadap orang yang berpenampilan seperti orang gila? Nah, kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi di Kota Martapura, Kalimantan Selatan, yang dialami seorang pemuda kita sebut Abdullah (bukan nama sebenarnya).
Abdullah, seorang pemuda yang sederhana, dia rajin menuntut ilmu agama untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu ilmu yang sedang diamalkan dan dijaganya, yakni belajar untuk senantiasa bersangka baik dari semua makhluk.
Dia bertekad untuk riyadhoh (melatih diri) agar membuang jauh-jauh sangka buruk kepada siapapun. Karena dia meyakini, segala sesuatu yang datang di dunia ini merupakan kehendak Allah Swt.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/kisah-hikmah-12-sangka-baik-yang-diuji-dengan-orang-gila/
Suatu ketika di hari Jumat, dia menunaikan sholat Jumat. Sebelum adzan berkumandang, dia sudah memasuki sebuah masjid dan duduk di shaf tengah ruang masjid. Setibanya di ruang masjid, dia langsung menunaikan sholat sunnah rawatib qobliyah Jumat. Usai sholat sunnah rawatib, tiba-tiba muncul pria setengah baya yang berpenampilan agak aneh di depannya, kemudian langsung melaksanakan sholat sunnah pula.
Abdullah memperhatikan pria tersebut dengan penuh selidik. Perawakan pria itu agak kurus, rambutnya cepak yang hampir sudah tidak hitam lagi. Dia mengenakan baju kemeja warna biru lengan pendek. Yang menjadi perhatian Abdullah, kemeja yang dikenakan pria itu sudah agak kumal, kancing baju pun tidak dikenakan dengan rapi, melainkan timpang sebelah.
Bukan cuma itu, si pria misterius tersebut juga mengenakan sarung bercorak kotak-kotak, kemudian dipakai dengan gulungan hampir menyentuh lutut atau sedikit ke bawah dari lutut, dengan kondisi timpang pula. Tidak sekadar itu, warna kulit pria tersebut agak hitam, kemudian di lengannya penuh dengan panu. Penampilan pria itu sekilas seperti orang yang tidak waras atau gila.
Abdullah berusaha mengendalikan hatinya agar tetap istiqomah bersangka baik. Dia hanya menundukkan kepala. Namun begitu pria itu selesai sholat sunnah, dia berpaling dan menyodorkan telapak tangan, tanda untuk bersalaman. Anehnya, Abdullah reflek menyambut jabat tangannya serta menundukkan kepala dan mencium tangan lelaki aneh itu.
Bahkan tatkala si pria misterius menadahkan tangan untuk berdoa, Abdullah pun seketika secara spontan ikut memgaminkan.
Baca Juga : https://koranbanjar.net/kisah-hikmah-9-allah-siapkan-bumi-sebagai-permadani-sufi-bisyr-malu-berjalan-pakai-alas-kaki/
Tidak lama kemudian khatib mulai melaksanakan khutbah, kemudian diteruskan dengan sholat Jumat berjamaah. Usai sholat Jumat, hati Abdullah bergolak, antara menilai lelaki aneh itu seperti orang tidak waras dan menduga lelaki itu sebagai orang sholeh yang sedang menyembunyikan identitas dirinya. Lagi-lagi Abdullah berusaha meluruskan hatinya untuk tetap bersangka baik, dan menyebut lelaki aneh itu di dalam hati sebagai orang sholeh.
Setelah sholat Jumat berakhir, sebelum lelaki itu beranjak, Abdullah lebih dulu berdiri dan keluar ruang masjid. Namun saking penasarannya dengan lelaki aneh itu, Abdullah berdiri di samping pintu masjid sambil memperhatikan pria misterius tersebut yang masih berada di dalam masjid. Namun anehnya, berulangkali Abdullah mencari-cari lelaki itu di dalam masjid sudah tidak ada lagi. Padahal, dia yakin betul, bahwa dia lebih dulu keluar masjid, bahkan masih sempat melihat di pintu masjid, si lelaki itu sedang duduk.
Beberapa menit kemudian, saat Abdullah kian penasaran, tiba-tiba lelaki aneh itu muncul dari belakang, kemudian menepuk bahunya. "Mencari siapa gerangan Anda?" ujar lelaki yang tadinya sempat diduga Abdullah orang gila itu.
Abdullah sangat terperanjat, dia tidak menyangka si lelaki aneh itu sudah berada di belakangnya. "Anu...ulun mencari pian," sahut Abdullah.
"Oh ya..., kalau gitu ikuti saya," ucap lelaki aneh itu.
Manakala Abdullah menguntit lelaki aneh itu di belakang, tiba-tiba lelaki itu berhenti di tengah kerumunan jamaah Jumat yang sedang bubar, sambil berteriak-teriak tidak karuan. "Hai manusia....hai manusia..., tahukah Anda, saya ini memiliki minyak wangi. Apakah ada yang tertarik dan mau," teriaknya.
Karena penampilannya yang tidak biasa, lusuh, bahkan terlihat seperti tidak waras, perhatian semua orang tertuju kepada dirinya. Abdullah pun semakin bingung, karena posisinya yang berada di belakang lelaki itu turut menjadi pusat perhatian.
Abdullah berkata dalam hati, "Waduh bagaimana ini? Orang yang saya ikuti ini orang sholeh atau orang gila," gumamnya.
Belum lama hatinya berbisik, tiba-tiba lelaki aneh itu mendekati Abdullah. "Nang...(bahasa Banjar yang berarti wahai anakku), kalau kamu mau pulang silakan duluan," ucap lelaki aneh itu.
Untuk kesekian kalinya, Abdullah kembali terperanjat dan langsung meminta izin pulang duluan. "Mohon izin, saya duluan," ungkap Abdullah.
Tidak jauh dari masjid, Abdullah kembali memalingkan wajah untuk mencari keberadaan lelaki aneh itu. Lagi-lagi dia kebingungan, karena sudah tidak menemukan pria misterius tersebut.
Sejenak Abdullah termenung di tepi jalan sambil memohon petunjuk kepada Allah Swt, "Ya Allah...ya Tuhanku..., sungguh Maha Sempurna Engkau, teryata betapa sulitnya untuk menjaga hati ini agar senantiasa bersangka baik kepada semua makhlukMu. Hanya dengan satu contoh, beberapa saat mengikuti hambaMu yang bersikap seperti tadi (lelaki aneh), hambaMu ini sudah tidak sanggup bertahan. Hanya karena takut dituduh mengikuti orang gila, padahal lelaki itu bukanlah orang gila. Hanya Engkau yang Maha Tahu ya Robb," bisik hati Abdullah.(sir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar